Hari ini 6 april 2013, mata gw
terbuka jam 6 lewat 59 menit, gw bangun dari tempat tidur dan berjalan ke
jendela melihat matahari yang agak ngakak bersinar indah diharumnya nafas pagi
yang gw hembuskan. Mendengar ribuan tetes air yang jatuh di kamar mandi membuat
mata gw ingin dipejamkan kembali, kasur dengan sangat manja ingin ditiduri lagi
dan gw mengabulkan keinginannya.
Perkenalkan nama gw Yori, Yori Rizki
Akbar panjangnya, saat ini gw kuliah disalah satu PTN di Riau. Banyak orang
yang bilang kalau gw ganteng tapi lebih banyak lagi yang bilang kalau gw
lebih jelek dari pada dia, prettttt. Salah seorang atau mungkin satu-satunya
orang yang bilang kalau gw ini ganteng adalah Ibu gw “yori, kalau masalah
tampang kamu tidak terlalu kalah dengan orang lain” pujian itu sejenak membuat
gw tersenyum tapi ketika mata kiri dan kanan gw berkedip gw sadar ada kata
“terlalu” dalam pujiannya, kalau ada kata “terlalu” berarti gw masih
lebih jelek dari pada orang lain lah... misalnya lo di puji ama orang “cuy,
penampilan lo gak terlalu jelek kok” berarti penampilan lo jelek, ingat itu dan
camkan itu. kenapa tidak bilang saja “yori, kamu lebih jelek dari pada
orang lain” tapi itu lebih menyakitkan.
Ndak kuliah
ang yor? dengan bahasa Minang, kalau ditranslatekan kebahasa Indonesia “lo
nggak kuliah yor?” tanya yang membangunkan gw dari tidur dan sekaligus
menandakan gw sudah terlambat pergi kuliah. Mandi, ganti baju dan pergi kuliah
sudah hampir satu tahun kegiatan itu rutin gw lakukan tiap hari. Hari ini gw
sudah terlambat 25 menit tapi masih banyak mahasiswa lain di luar kelas yang
berarti dosen kami belum masuk. gw lanjutkan langkah kaki ke kelas lain, ini
dia dua orang anak manusia, ini Ikhsan, walaupun dia tidak terlalu ganteng tapi
pacarnya cantik saat masih di SMA, satu lagi namanya Dayat pria yang punya
kenangan buruk dengan mantannya, iya mantan. Dari kejauhan gw melihat dosen
dengan aura pembunuh, sangat mengerikan, menakutkan seperti harimau betina
kelaparan yang tidak di kirimkan uang oleh ayahnya selama satu tahun berjalan
dengan indahnya menuju lokal yang akan dianiayanya dan itu dosen gw. Dengan
langkah tergesah gw kembali ke kelas, memilih tempat duduk yang paling pojok,
paling belakang. Dari jendela gw melihat manusia yang paling membosankan
sejagat sudah datang, gw tersenyum, sangat bahagia, indahnya sungguh sangat
indah melihat wanita eits bukan ibuk itu tapi wanita yang ada di belakangnya
dan ini bukan cinta pertama gw.
Cinta
pertama, dimulai pada hari itu, hari pertama gw menjadi siswa SMA Negeri 1
Lubuk Alung. Minggu pagi yang cerah, dengan semangat gw melihat pengumuman
pembagian kelas di mading dan nama gw ada di kelas sepuluh satu. Bell belum
berbunyi, Sendiri gw duduk diluar kelas tanpa ada keinginan untuk berkenalan
dengan murid-murid lainnya tapi ada seorang pria yang menyapa gw “oi”
dengan
sedikit tersenyum saya menjawab “yoo” ,
dia bertanya
“sapuluah satu lo ang?” yang artinya “lo sepuluh satu juga?
Seperti
suara jeritan bencong tidak makan satu minggu terdengar, semua murid baru masuk
ke kelas masing-masing tidak terkecuali kami. Saat itu gw duduk di pojok kanan
bangku paling belakang dan pria yang menyapa gw tadi menjadi teman sebangku gw
pada saat itu, suasana sunyi yang berasal dari kesombongan para remaja yang
tidak ingin menyapa lebih dulu menghantui ruangan tersebut. Tidak lama setelah
itu para senior dengan wajah ramah masuk kekelas kami memecah suasana
yang seperti kuburan di tengah malam badai diiringi dengan tangisan kuntilanak
yang terjatuh dari pohon karna pohonnya licin(begok si kunti, hujan-hujan
manjat pohon) dan memperkenalkan diri mereka, pastinya mereka juga meminta kami
untuk memperkenalkan diri. Gw tidak terlalu peduli dengan orang-orang yang ada
di kelas itu ada wanita kurus, gemuk, setengah pria, pria pendek, menurut gw
mereka semua biasa tapi ada satu wanita berkulit coklat yang membuat gw terdiam
sejenak melihatnya, namanya Putri, entah kenapa hanya nama dia yang gw ingat
selain si Hendra, pria yang menyapa gw tadi.
Hari kedua
menjadi siswa SMA, seperti siswa baru normalnya kami disuruh membawa rumput,
buat papan nama dari kertas karton, bawa coklat, dan membuat hal konyol lainnya
entahlah gw juga tidak mengerti kenapa tradisi itu harus selalu ada dan kenapa
murid baru selalu takut kepada senior, tapi ketakutan itu berubah menjadi
kebahagian saat melihat si wanita berkulit coklat tersenyum kepada gw dari
kejauhan, dia mendekat ke gw, terus mendekat, gw balas senyumannya dengan
senyuman termanis yang gw punya dan akhirnya kayak yang di film-film,
cieeeeeeeeeeeeee, eitss maksudnya dia hanya tersenyum kepada temannya yang di
belakang gw -_____-“.
Menurut
gw untuk sampai ke level cinta itu harus melalui dua perasaan dulu yang pertama
perasaan suka, suka masih perasaan awal untuk sampai keperasaan cinta, misalnya
saat lo melihat seorang lo sangat menyukai senyumannya tapi lo tidak menyukai
kuku tangan si doi yang panjang, jika lo selalu membayangkan si doi disetiap
masturbasi lo, gw rasa lo hanya suka kepada dia. Kedua perasaan sayang,
perasaan ini akan datang ketika lo merasa seseorang itu penting buat lo dan lo
tidak ingin dia itu sedih, menangis seperti kuntilanak yang jatuh dari atas
pohon tadi(ya iyalah, siapa juga yang mau dengar kuntilanak nangis, ngeri
bray). Dan baru sampailah ke perasaan cinta, menurut gw cinta itu, disaat lo
merasa sangat nyaman berada di sampingnya, melihat surga ketika melihat
senyumnya, tidak ingin senyum itu hilang dari bibirnya, selalu merindukan
perhatiannya dan sangat sulit untuk menyatakan perasaan kepadanya.
Perasaan gw
kepada Putri masih sekedar suka, tidak lebih, kenapa? karena gw tidak begitu
gugup jika bertemu dengannya, gw juga tidak begitu nyaman ada di sampingnya dan
ada satu hal lagi yang membuat gw ilfill dengannya, ketika itu hari terakhir
masa orientasi siswa, setiap kelas harus mempunyai yel-yel dan diwajibkan untuk
menampilkan bakat, baik itu bakat individu ataupun kelompok dan kelas kami
menampilkan bakat kelompok, semua murid sepuluh satu berunding bakat apa yang
akan ditampilkan,
“kalau
kita meniru video klip band wali yang lagunya cari jodoh gimana?” kata seorang
senior yang diiyakan oleh semua murid
Kami
semua berlatih, mencoba merubah hal yang tidak biasa menjadi dihargai. entahlah
apakah itu bakat atau tidak yang gw tahu itu adalah pertunjukan yang konyol.
Pada saat itu gw dan Hendra mendapatkan peran sebagai bodyguard si pria cebol
yang bernama Surya mencari jodoh meniru narji divideo klip aslinya dan
murid-murid yang lain bernyanyi di belakang akting bodoh si Surya.
Semua
kelas disuruh berkumpul di lapangan, membuat barisan perkelas dan para ketua
kelas menyemangati anggotanya untuk menyanyikan yel-yel kelas masing-masing
dengan sangat heboh, mencoba lebih heboh dari kelas lain. Lapangan yang
berukuran tidak lebih besar dari seperempat lapangan bola tersebut menjadi sangat
heboh dan sangat bodoh.
“Sepuluh
satu” suara memanggil terdengar dari speakers yang artinya kami harus
menampilkan bakat kami, dengan semangat kami semua melangkah kedepan sambil
menyanyikan yel-yel dan menampilkan apa yang sudah kami latih. Entah kenapa gw
juga menikmati penampilan itu, penampilan yang gw anggap gak bakalan sukses
tapi Semua orang tertawa, semua orang tersenyum dan diakhiri dengan tepuk
tangan, dengan rasa bangga kami kembali duduk di lapangan yang hanya beralaskan
tanah.
“sepuluh empat”
terdengar suara senior dari speaker, majulah seorang pria kurus yang gw rasa
tidak lebih ganteng dari pada gw hanya saja lebih putih dari pada gw. Dia
bernyanyi, nyanyi galau, semua orang menikmatinya kecuali gw, tiba-tiba majulah
seorang wanita berkulit cokelat yang ternyata itu si Putri dengan membawa bunga
di tangannya dan memberikan bunga itu kepada si pria kurus dengan senyuman yang
terlihat sangat busuk di mata gw pada saat itu dan semua orang berteriak
“cieeeee”, widih geli ngelihatnya, busuk, memang busuk banget.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong tinggalin duitnya ya upss, maksudnya komennya!!! -___-"